Opini Prihatin Musibah Banjir Kalsel 2021

 




Berikut ini tiga opini cerita postingan unik di media sosial yang barangkali mewakili suasana musibah banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan, sengaja tanpa edit untuk menjaga keaslian tulisan penulisnya :

 

(Tanpa Judul)

Adri

Tahun dahulu rami org datangan ke kalsel untuk menghadiri acara HAUL ABAH GURU SEKUMPUL.

Tahun ini rami jua org datangn dari kaltim kalteng dan kalbar ..

Cuman bedax tahun ini dengan tahun semlam meraka datang dengan membawa bantuan, untuk korban bencana alam yang sedang melanda kalimantan selatan..

Musibah yang terjadi di Kalsel.....

Setidaknya membuat semua hati saudara mereka yang lain tergerak memberikan bantuan dalam bentuk apapun....

Tak ayal lagi dalam sekejab....

Tanpa diperintah....

Semua daerah seperti Kaltim....Kalteng....

Berdatangan membawa bala bantuan baik berupa uang ataupun barang....

Sedangkan untuk daerah lain seperti Banjarbaru....dan daerah yang tidak terkena musibah....berlomba lomba mendirikan posko relawan dan penyalur bantuan....

Siapa yang menggerakkan hati mereka....

Siapa lagi jika bukan Allah yang Maha Besar...

Tapi dibalik itu ada sebuah sosok yang menjadi ingatan sebagian dari mereka yang peduli akan bencana ini....

Seseorang yang sudah banyak memberi contoh kebaikan dalam berbuat....terlebih utama dalam hal kemanusiaan....

Sekali lagi aneh bin ajaib....

Dalam sekejab sudah berdiri posko posko relawan yang tersebar diseluruh titik musibah banjir yang siap menerima bantuan dari saudaranya.....

Dalam sekejab ada yang tergerak hatinya menggunakan ruko....toko...rumah....bahkan majelis...untuk menampung para pengungsi sementara.......

Dalam sekejab berderet....berjejer truk dan pick up bahkan komunitas motor....siap meluncur kedaerah daerah yang terkena musibah.......

Yang mana hal ini sangat jarang ditemukan didaerah lain yang terkena musibah bencana alam......

Ya.....karena Kalsel memiliki sebuah sosok yang sangat berkharisma dalam mendidik...mengajarkan kepada para pecintanya....agar senantiasa berbuat baik lah dalam hal saling tolong menolong......

Seorang panutan yang ketika....seseorang mendengar kabar musibah besar melanda Kalsel.....hati mereka langsung ingat akan sosok tersebut.....

Beliaulah.....

Al-Alimul al-Alamah al-Arif Billaah al-Bahrul Ulum al-Waliy Qutb as-Syekh al-Mukarram Maulana K.H Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari....

-Yang semasa hidupnya mengajarkan dan memberi contoh akan pentingnya berbuat baik kepada sesama dalam hal tolong menolong....

-Yang semasa hidupnya....semua uang pribadi maupun uang hadiah dari orang untuk beliau...selalu diberikan semua kepada fakir dan miskin ataupun orang yang sangat memerlukan....

-Kita doakan semoga para donatur.....selalu dimudahkan rejekinya....

-Kita doakan semoga para relawan.....selalu disehatkan dan lelahnya mendapat berkah.....

-Kita doakan semoga yang terkena musibah...selalu diberikan kesabaran dan tabah serta bisa mengambil hikmah dibalik sebuah kejadian....

-Kita doakan para penguasa lebih memikirkan nasib rakyat kecil.....daripada nafsu pribadinya

Semoga dengan berkat Datu Kalampayan...Abah Guru Sekumpul....dan para Wali wali Allah yang ada di Kalimantan....kita selamat berataan....

 

 

MENGENAL CULTURE MASYARAKAT BANJAR MELALUI BANJIR

by Ananda Perdana Anwar

Beropini sedikit boleh dong, ya? Boleh pasti. Sebelum sampai ke ranah humor, mari kita telusuri sedikit. Dan berduka secukupnya untuk sejumlah korban banjir yang meninggal dunia. Allahumma yarham. Semoga kondisi cepat pulih, dan aktifitas kembali normal.

Sedari dulu, era kakek nenek datuk anggah datu-datunya kita tinggal di tanah ini, Banjir bukanlah hal yang baru. Itulah mengapa orang zaman jebot membangun rumah Bubungan tinggi, agar air lewat di bawah “berumahan”. Berlaku untuk mereka yang tinggal di sekitar bantaran sungai.

Saya sebagai cucu yang kakeknya dulu tinggal di pinggiran sungai, aktifitas mengangkat barang-barang ke atas meja, menggulung tilam, melap lantai pasca surut, membersihkan perkakas karena tanah yang dibawa banjir, adalah aktifitas kami semua.

Biasa, tak ada yang istimewa. Sembari menunggu surut, anak-anak lainnya bermain sambil menangkap ikan. Ular yang masuk ke dalam rumah saat banjir adalah lumrah. Kalau di luar rumah, tinggal tutup pintu, kalau ular di dalam rumah, ya birkan dia keluar sendiri mengikuti arusnya.

Namun, banjir berhari-hari sampai sepekan dan tingginya memang melebihi perkiraan, tentu menjadi hal yang mengejutkan. Ada sebagian yang sensitif (karena memang menjadi pengalaman pertama, misalnya) Masyarakat kita di era sekarang cenderung tidak siap, tersebab, banjir dari tahun ke tahun gak akan begitu-begitu aja. Seiring wilayah serapan di hulu juga mulai berkurang.

Di sisi lain jika kita memang scrolling pro akun-akun medsos, kelakuan-kelakuan teman-teman kita yang  lucu adalah penguat di kala sedih.

Dua orang yang berada di sudut jukung berpelukan seperti adegan titanic, emak-emak yang tertawa ceria saat ditawari bantuan. Rasa syukur yang tinggi “Barang aja nak ai mun dibari urang napa kah tarima haja, disyukuri untung jua kawa makan.”

Perihal “untung jua untung jua untung jua” ini menjadi cerminan budaya masyarakat kita yang pandai bersyukur. Saking pandainya mereka, tradisi mahalabiu, komedi satire, dan hal lainnya mewabah di medsos.

Masyarakat kita adalah masyarakat “penggaya.” “Untung jua, nak, ai kita kabanjiran, urang kabakaran tu pang habis lalu, cacak gin hangit”. adalah bentuk ungkapan guyon, tidak ada maksud menyinggung pihak yang kebakaran, tapi ini adalah bentuk hiburan, dan rasa syukur. Sekali lagi.

Masyarakat Banjar menjadi masyarakat yang hobi mengambil hikmah dalam kehidupan dan sosial tinggi. Gotong Royong sudah seperti darah daging, kawinan, kelahiran, aqiqahan, haulan, masak bersama, mengawah bersama, adalah gaya hidup masyarakat Banjar.

Jika sebelumnya merupakan perayaan, sekarang skalanya masuk dalam skala “pemarasan”. Masyarakat kita di Banjar, paling “kada benyamanan,” melihat saudara yang tertimpa musibah. Walau ia ditimpa musibah yang sama, bisa saja mengutamakan menolong saudara yang lainnya.

Mari tepuk tangan meriah dan rangkul kebanggaan untuk seluruh masyarakat yang turun tangan berjibaku dengan kemampuannya masing-masing, yang berdonasi, open donasi, open rekening, menyingsingkan celana untuk bercebur, yang nyupirin, yang telpan-telpon sana-sini, semuanya, all of them. Kita sayang, kami sayang, ulun sayang, love banar wan buhan pian.

Namun begitu, kita juga perlu menahan diri, masyarakat lain yang cenderung tidak mampu menahan diri, merasa tak cukup “Sebuting lagi gesan si anu, si anu, si anu” “sebuting balsam tu cukup gasan bebagi berataan, pian handak  mahabisakan sorangan kah?” 🤣 ini bentuk dari kalimat candaan, yaitu tadi masyarakat kita “penggaya”

Namun di sisi kuatnya masyarakat kita akan selera humor, halabiu, dan lainnya. Bisa jadi di antara kita ada yang “penyinggungan”, “kada kawa digatuk sadikit, sarik!”

Kita di Banjar adalah masyarakat yang kuat. Masyarakat yang survivor! Saking kuatnya, banyak peribahasa-peribahasa yang terlahir di tanah ini, “Haram manyarah, waja sampai ka puting,” “Dalas balangsar dada, manyarah kada,” “Ikam bajual, aku manukari”.

Melawan masyarakat Banjar sama dengan melawan diri sendiri, itulah mengapa selera humor tetap dibutuhkan di era seperti sekarang ini.

Mari kita tetap waras, seperti istilah Badai Pasti Berlalu, banjir ini pun pasti berlalu. Kita cuma gak tahu kapan? Karena Banjir sepekan ini begini-begini saja. Sikap terpenting sekarang ini adalah saling menguatkan, entah ia punya kuasa atau “masyarakat jaba”

Dari saya, selamat mengambil hikmah dalam musibah, tetap lah lucu dan memberi semangat. Para korban terdampak mulai bisa memasak sendiri, kok. Tapi gas elpiji jauh sekali untuk didapat. Pun jikalau ada, harganya membabi buta.

Yooo kuat yo! Recovery, bangkit! #KalselKuat #Prayforkalsel #visitkalsel #banjirkalsel #flood #catatanperjalanan #journalist #writer #driver #storryteller #art #culture #opini #bahasa #kasihbanua

 

 

(TANPA JUDUL)

Copaz dr fb Febriana Ryna

Amun ditutup tambang di kalimantan selatan , maka sakampungan kami jadi pangangguran ujar bini si penambang

Amun kada ditutup tambang maka bapuluh2 kampung nang pacang tinggalaman , bangat pada manganggur

Untung masih kawa manyalamatakan diriii ... Nang jadi mayat mayat mayatttttt tuhhhhhh banyak juaa

Nanginiii hajaaa buhan atasss banyak nang kahilangan nyawaa , nang katahuan haja bapuluh ikung

Balum nang kada dapattt ...

Mananduu mayatt , baurak tapih , di sahan di bahuu , bajalan ka banua handak manguburakann ... Ya Allahh 😭😭

Balum lagi nang basulir masuk rumah sakit , nang talingkun garing di pengungsian ,

Balum nang kalaparan, balum kuciakan , Allahhh

Buhan pian hanya mamandang korban banjir yg di bnjar haja , jadi kawa luku bsuara kaituh

Cuba itihiiii bujur2 nang di Hantakan HST siniii...

Maaf ulun mambandingakan lahh ....

Mun banjir di Martapura , Banjar dsktrnya tinggalaman rumah , tapi rumahnya masih ada  , nahh amun di atas hantakan sana tingguluppp  sampai bubungan rumah , hannn imbah banjir , jangankan sisa rumahnyaa .. tanahnyaa bakas rumah hajaaaa kadada lagiii ... Hilangggg , habis wan tanah2 nyaaaaa ...ayu kammm

Amun buhan kota paling mambarisihi bulanak nang masuk ka rumah ,manapasi ,mambasuhi pakakas haja bakas banjir

Cuba itihiiiii yg di atas sanaa ... Astagfirullah 🥺🥺

Raba nya , lumpur bulanak sampai landau , tihang listrik rabahan , talinya pagatan , jalan aspal takitaran jauhhh , pagat jalanan , higa mahiga rumbihannn , lungsur ... Hehhhh

Kuburan rataa tatapal lumpurrr , atang nya tahungkaran 😭

Kada katahuan lagi mana batur si pulan wan si pulan

Astagfirullah ....

Jaka lampu banyala tuh di atas sana , kawa mances hp ... Niscaya banyak video2 yg membuat buhan kita nih tangangaa

Habisnya ha lagi kada banyumata ...

Ya Allah

#savemeratus

#savemeratus

#savemeratus

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Agenda Tersembunyi Praktek Pernikahan Beda Agama

Ikhtiar Bersama Pencegahan dan Penanggulangan Wabah Covid 19 (Bagian 1)

BAZNAS, Zakat Profesi ASN dan Politik Ummat