Ikhtiar Bersama Pencegahan dan Penanggulangan Wabah Covid 19 (Bagian 1)

Ikhtiar Bersama Pencegahan Dan Penanggulangan Wabah Covid 19

Oleh : M. Fithri, S.Ag

(Penyuluh Agama Islam Kemenag Kab. Banjar, KUA Kec. Sungai Tabuk)

Nuansa Ramadhan Radio Swara Banjar 100,4 FM, 22 Ramadhan 1441 H/15 Mei 2020 M

Kerja Sama Kementerian Agama Kab Banjar dengan Kemeninfokom Kab Banjar

 

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin, Nahmaduhu wanastaiinu wanastaghfiruhu, wana udzubillahi min syururi anfusina wamin saayyiati a’malina, mayahdillahu fala mudhillalaah wamaayudh lilhu fala haadiya lahu, Allahumma shalli wa sallim a’la sayyidinaa muhammadin wa a’la alihi wa sahbihi ajma’in, amma ba’du.

 

Sebagai hamba Allah yang beriman, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan  iman lahir dan batin, serta kekuatan, kesehatan kepada kita semua, sehingga terhindar dari wabah penyakit, sehingga kita masih diberinya kesempatan untuk beramal saleh,  dan menghambakan diri kepada Allah SWT.

Shalawat serta salam, tidak lupa kita kirimkan kepada junjungan kita nabi Allah Muhammad SAW yang telah mengantarkan umat manusia, dari peradaban hidup yang jahiliyah, menuju pada peradaban hidup yang modern, yang penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti yang kita rasakan pada saat ini. Semoga kita semua termasuk hambanya yang taat, yang berhak mendapatkan syafaatnya, di hari akhir kelak.

Kerabat Dengar Radio Swara Banjar Rahimakumullah,

Pada kesempatan ini, perkenankan kami Muhammad Fithri, Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Kabupaten Banjar, bertugas di Kantor Urusan Agama Kecamatan Sungai Tabuk, menyampaikan tausiah dakwah ramadhan dengan judul “Ikhtiar Bersama Pencegahan dan Penanggulangan Wabah Covid 19”.

Kerabat Dengar Radio Swara Banjar Rahimakumullah,

Bahwa di daerah kita kabupaten Banjar, waktu nol nol dini hari nanti, mulai diberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), bersama ini kami meneruskan dan  mengingatkan kembali pesan-pesan Pemerintah sebagai berikut:

1. Sebisa mungkin berdiam/tinggal dilingkungan rumah saja dan bekerja dari rumah (WFH)

2. Jaga selalu perilaku hidup bersih dan sehat

3. Sebisa mungkin tidak Bepergian jika bukan urusan yang penting atau terkait pekerjaan.

 

Jikalau tidak memungkinkan untuk tinggal di rumah karena kepentingan tertentu atau pekerjaan, sehingga dari daerah kita Kabupaten Banjar menuju ke daerah Transmisi seperti Banjarmasin, Barito Kuala, Banjar Baru, atau daerah lainnya, maka lakukanlah  langkah-langkah berikut ini :

1. Selalu memakai masker, kalau bisa juga sarung tangan;

2. Patuhi aturan dan petunjuk aparat yang sedang bertugas, protokol kesehatan dan aturan PSBB;

3. Selalu tetap menjaga jarak ( sosial Distancing) selama berinteraksi di wilayah transmisi.

4. Hindari memegang wajah, mulut dan hidung secara langsung, sebelum yakin tangan sudah dicuci dengan air sabun.

5. Setelah memegang sesuatu benda yang sekiranya juga sering dipegang oleh orang lain seperti tombol ATM, gagang pintu, uang, dll, segera setelahnya tangan dibersihkan dengan air sabun.

6. Saat pulang kerumah, cuci tangan dahulu dengan air dan sabun sebelum memegang membuka pintu rumah

7. Saat masuk rumah, hindari kontak dengan orang dalam rumah, langsung masuk kamar mandi, baju yang digunakan langsung direndam dengan air sabun, kemudian mandi, baru setelahnya berinteraksi dengan orang dirumah atau keluarga.

 

Kerabat Dengar Radio Swara Banjar Rahimakumullah,

Dalam kondisi sekarang ini, setiap warga yang bepergian ke Banjarmasin, Banjar Baru, Barito Kuala atau daerah transmisi lokal lain, maka apabila pulang kembali akan di kategorikan menjadi :

1. Orang Tanpa Gejala (OTG), artinya setelah bepergian dari daerah lokal transmisi tanpa memiliki gejala apapun. Orang ini harus melakukan sosial distancing atau selalu menjaga jarak minimal 1,5 meter saat berinteraksi dengan warga sekitar. Dilarang kontak langsung dengan warga sekitar sebelum mandi, cuci tangan.

2. Orang Dengan Pemantauan (ODP). Artinya warga yang berasal dari daerah transmisi, yang memiliki gejala batuk, pilek, demam. Warga ini wajib isolasi secara mandiri selama 14 hari, selalu menggunakan masker, Jaga jarak dengan warga lain. Jika dalam 14 Hari ada gejala sesak nafas wajib ke RS.

3. PDP atau Pasien Dengan Pemantauan, artinya ODP yang sudah ada gejala sesak nafas, wajib ke RS. dan Tetap menggunakan Masker.

Semoga dengan kita disiplin melaksanakan protokol kesehatan di atas, terhindar dari tertular, menularkan, ataupun jadi pembawa (OTG), demi kebaikan, keselamatan dan kesehatan kita bersama, dan sebagai partisipasi andil kita mencegah dan mempercepat penanggulangan virus Covid 19.

 

Kerabat Dengar Radio Swara Banjar Rahimakumullah,

Sejarah Mencatat Keberhasilan Amru Bin Ash R.A Mengatasi Wabah Tha’un Amwas

Pada tahun 18 Hijriyah, lebih kurang 1423 tahun yang lalu, Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu anhu pergi bersama para sahabatnya dari Madinah menuju Syam (kini Suriah).

Sesampainya perbatasan, beliau disambut Abu Ubaidah bin Al Jarrah r.a., Gubernur Syam, yang tak lain adalah sahabatnya diberbagai medan perang.

Namun sayang, saat itu Syam sedang terkena Wabah Tha'un Amwas, sejenis penyakit menular yang mematikan. Dimana tubuh korban mengeluarkan benjolan dan pecah hingga mengakibatkan pendarahan.

Karena saling rindunya, mereka berdialog begitu hangat. mau melanjutkan perjalanan menuju Syam atau pulang kembali ke Madinah.

Sebagai pemimpin yang bijaksana, Umar r.a yang dikenal tegas dan cerdas meminta saran para sahabatnya yang ikut dalam rombongan tersebut.  Yaitu, kaum Muhajirin, kaum Anshor dan orang2 yang ikut Fathul Makkah. Namun, mereka semua berbeda pendapat.

Sebagai tuan rumah, Abu Ubaidah r.a, yang telah dijamin Surga itu, menginginkan para sahabatnya masuk ke Syam, karena kunjungan ini telah lama direncanakan.

Beliau berkata, mengapa engkau lari dari Takdir ALLAH SWT ?.

Menanggapi pendapat Sahabatnya tersebut, Umar r.a balik bertanya dengan memberikan perumpamaan :

Jika engkau mempunyai kambing, dan ada 2 lahan, yang subur dan yang kering, kemana akan engkau arahkan kambingmu ?.

Jika ke lahan kering itu adalah Takdir ALLAH, Dan jika ke lahan subur itu juga Takdir ALLAH.

Sesungguhnya dengan kami pulang, kita hanya berpindah dari Takdir satu, ke Takdir yang lain.

Akhirnya Sahabat  Abdurrahman bin Auf r.a pun menyampaikan pesan yang pernah diucapkan Manusia Mulia yang tubuhnya Indah bercahaya, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

Rasulullah SAW bersabda :

Qola Rasulullah SAW, Attho’uunu Aayaturrojzib talallahu azza wa jala bihi, naasaa min ‘ibadihi, fa izha sami’tum bihi, falaa tadhkhulu ‘alaihi, wa izha wa ko’a biardhi, wa antum biha, falaa tafirruu minhu.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Tha’un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada,  jangan pula kamu lari daripadanya” (H.R. Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid)

Cara inilah yang sekarang dipraktekkan oleh masyarakat di berbagai belahan dunia, dengan istilah *Karantina atau Lockdown, atau di Indonesia PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Kerabat Dengar Radio Swara Banjar Rahimakumullah,

Setelah mendengar Hadits tersebut, akhirnya semua sahabat sepakat pulang kembali ke Madinah. Sebuah keputusan yang berat, namun harus dilaksanakan.  Umar r.a harus membatalkan niatnya masuk ke Syam.    Karena tak sanggup meninggalkan Sahabat yang dicintainya, Umar r.a kemudian mengajak Abu Ubaidah r.a ke Madinah.

Namun benteng Rasulullah SAW di berbagai medan peperangan yang berhati mulia itu, menjawab, beliau ingin tetap tinggal di Syam, hidup dan mati bersama rakyat Syam. Mendengar jawaban sahabatnya yang telah dijamin masuk Surga oleh Rasulullah SAW tersebut, Umar r.a pun menangis.

Dan Umar bin Khattab R.A., setelah kembali ke Madinah makin bersedih, apalagi setelah mendengar berita bahwa para sahabatnya di Syam; Abu Ubaidah, Muadz bin Jabal, Suhail bin Amr, dan sahabat-sahabat mulia lainnya radiyallahu anhum, wafat bersama lebih dari 20.000 rakyatnya, separuh jumlah penduduk Syam ketika itu.

Kerabat Dengar Radio Swara Banjar Rahimakumullah,

Setelah wafatnya Abu Ubaidah r.a,  Sayyidina Umar r.a mengangkat Sahabat Amru bin Ash r.a sebagai Gubernur Syam.

Yang pertama dilakukan oleh Amru bin Ash adalah bermunajat kepada Allah, menganalisa keadaan dan kondisi, memahami masalah, mencari solusi, dan kemudian menemui penduduk Syam.

Amr bin Ash berkata : “Wahai penduduk Syam, penyakit ini menyebar layaknya kobaran api. Jaga jaraklah, dan berpencarlah kalian dengan menempatkan diri di gunung-gunung.”

Mereka mendengar dan mentaati apa yang diperintahkan pemimpinnya, merekapun berpencar dan menempati gunung2, berumah sementara di sana. Kurang lebih 40 hari kemudian, wabah pun berhenti, layaknya api yang padam, karena tidak bisa lagi menemukan bahan yang bisa dibakar.

Amru bin Ash adalah pemimpin yang cerdas dan soleh, dan dengan kecerdasannya yang dikaruniakan Allah,  Sang Tokoh Pembebasan Mesir yang senang bertadabur dengan alam itu, wabah penyakit Tha'un di Syam dapat diatasi.

Kini, cara ini banyak dipraktekkan oleh masyarakat di berbagai belahan dunia dengan istilah *Social Distancing.*

Dan ternyata Sistem *lockdown/karantina, Social Distancing, PSBB* yang kini digunakan oleh sebagian masyarakat dunia, telah diajarkan Islam sejak 1441 tahun yang lalu.

Kerabat Pendengar Radio Swara Banjar Rahimakumullah,

Beberapa waktu yang lalu viral di media sosial, Sebuah papan reklame besar di salah satu jalan raya tidak jauh dari Bandara Internasional O'Hare, Kota Chicago, Amerika Serikat, memajang anjuran Nabi Muhammad SAW tentang bagaimana masyarakat menghadapi wabah,  di saat pandemi Covid-19 menerjang seluruh negara sekarang ini.

Pesan Rasulullah yang terpasang tersebut memuat tiga perintah, yaitu rutin/sering mencuci tangan (Wash Hands Frequenly), tidak meninggalkan wilayah terjangkit wabah (Don’t Leave Infected Area), serta tidak mengunjungi kawasan yang dilanda wabah (Don’t Visit Infected Area).

Ini artinya, perintah Nabi Muhammad SAW tersebut, yang merupakan ajaran Islam, diakui keefektifan dan kebenarannya, dan dipakai oleh masyarakat Barat yang dikenal rasional dan jujur itu, sebagai upaya pencegahan dan mengatasi penyebaran wabah penyakit, yang bagi kita kaum muslimin, yang melaksanakan ini, adalah sebagai perintah kewajiban dan ciri tanda ketaatan sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulnya, Nabi Muhammad SAW.

                                                                                                                                                                        Bersambung ke bagian 2 ..............................................

Sungai Tabuk, 15 Mei 2020 M,

ASN Penyuluh Agama Islam Kemenag RI

Wakil Sekretaris ICMI Orwil Kalimantan Selatan

Pengurus Wilayah IGI Kalimantan Selatan

Wakil Sekretaris Koalisi Kependudukan Kalimantan Selatan




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Agenda Tersembunyi Praktek Pernikahan Beda Agama

BAZNAS, Zakat Profesi ASN dan Politik Ummat